Semarang - Pada Sabtu, 15 Juni 2024, SEMINAR NASIONAL RISET ILMU PENDIDIKAN INDONESIA (SEMNAS ARIPI KE-1 2024) digelar secara virtual melalui Zoom. Seminar ini bertema "Mengembangkan Keterampilan Pembelajaran Abad ke-21: Urgensi, Tantangan, dan Solusi" dan bertujuan membahas isu-isu penting dalam pendidikan di abad ke-21 serta mencari solusi atas tantangan dalam pengembangan keterampilan dan model pembelajaran yang relevan.
Pembukaan acara dilakukan oleh Alfina Wildatul Fitriyah, S.Pd., M.Pd. dari Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nurul Qarnain, yang menyoroti pesatnya perkembangan teknologi di abad ke-21, menuntut dunia pendidikan untuk berinovasi dan membekali generasi muda dengan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi guna bersaing secara global.
Keynote speaker, Prof. Achmad Buchori dari Universitas PGRI Semarang, menekankan pentingnya integrasi teknologi dalam pembelajaran abad ke-21. Beliau menjelaskan bahwa kemampuan guru beradaptasi dengan teknologi adalah kunci keberhasilan di era digital, sehingga siswa dapat lebih fleksibel mengakses berbagai sumber daya pendidikan.
Pembicara pertama, Dr. Husamah dari Universitas Muhammadiyah Malang, menekankan pentingnya literasi, baik literasi baca-tulis maupun digital, yang berhubungan erat dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Beliau menekankan bahwa literasi kritis adalah fondasi pendidikan berkualitas.
Prof. Novianty Djafri dari Universitas Negeri Gorontalo, sebagai pembicara kedua, membahas model pembelajaran yang relevan untuk abad ke-21, seperti problem-based learning dan inquiry-based learning. Menurutnya, guru harus terus berinovasi dalam penerapan model ini untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif.
Pembicara ketiga, Dr. Umi Salamah dari Politeknik Angkatan Laut, menyoroti tantangan pendidikan di Indonesia, terutama dalam konteks abad ke-21, serta pentingnya kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat untuk memperbaiki sistem pendidikan, didukung dengan kebijakan yang mendukung teknologi dan pelatihan guru.
Dr. Harry Dwi Putra dari IKIP Siliwangi, sebagai pembicara keempat, menjelaskan bagaimana Kurikulum Merdeka membantu mengembangkan keterampilan abad ke-21. Kurikulum ini memberi fleksibilitas kepada guru untuk menciptakan metode pembelajaran kreatif yang berfokus pada siswa, mempersiapkan mereka untuk tantangan global.
Pembicara kelima, Dr. Kardina Engelina Siregar, membahas penggunaan media sosial sebagai alat dalam pendidikan agama Islam. Beliau mengulas potensi media sosial dalam meningkatkan interaksi antara guru dan siswa, serta pentingnya literasi digital untuk mengoptimalkan pemanfaatan media sosial dalam proses pembelajaran.
Acara diakhiri dengan diskusi interaktif yang melibatkan peserta dari berbagai institusi pendidikan. SEMNAS ARIPI KE-1 2024 tidak hanya memperkaya wawasan tentang strategi dan model pembelajaran abad ke-21, tetapi juga mendorong kolaborasi dan inovasi sebagai kunci pengembangan pendidikan Indonesia di era digital.